Salam NewGen, Cuma ingin berbagi artikel nie tentang
metode Prototyping dalam Pengembangan Sistem Informasi... Silahkan...
Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan
pendekatan prototipe(prototyping). Metode ini sangat baik digunakan
untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan
analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan
secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).
Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian
terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi
dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut
juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena
menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).
Sebagian user kesulitan mengungkapkan
keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan
menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya
diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.
Keunggulan prototyping adalah :
1)
Adanya
komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2)
Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3)
Pelanggan
berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4)
Lebih
menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5)
Penerapan
menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
Sedangkan kelemahan prototyping adalah
:
1) Pelanggan tidak melihat bahwa
perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan
dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2) Pengembang biasanya ingin cepat
menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman
sederhana.
3) Hubungan pelanggan dengan komputer
mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.
Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem
dapat berupa low fidelitydan high fidelity. Fidelity mengacu
kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003).
Low fidelity prototype tidak terlalu rinci
menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah
mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep
perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak
memperlihatkan secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum feel
and look dari antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep
pendekatan secara umum (Walker et al, 2003).
High fidelity protoype lebih rinci menggambarkan
sistem. Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna
dapat memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili
fungsi-fungsi inti sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari
sistem akhir dan mempunyai penampilan yang sangat mirip dengan produk
sebenarnya (Walker et al, 2003).
Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem
dapat dibatasi dengan teknik vertikal atau horizontal. Vertical
prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk beberapa
fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem.Horizontal prototype mencakup
seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi
dan belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et
al, 2003).
4. Proses
Pembuatan Prototipe
Proses pembuatan prototipe merupakan proses yang
interaktif dan berulang-ulang yang menggabungkan langkah-langkah siklus
pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi beberapa kali sebelum pemakai
akhir menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di bawah ini
mengilustrasikan proses pembuatan prototipe :
a. Analisis Kebutuhan Sistem
Pembangunan sistem informasi
memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya ide atau gagasan
untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi. Analisis dilakukan untuk
melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi hardware,
software, jaringan dan sumber daya manusia. Analisis juga
mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input,
pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O'Brien,
2005).
Selanjutnya melakukan studi
kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang
dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan
proyek yang diusulkan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem sebagai
bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan
spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal
yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).
Analisis kebutuhan sistem harus
mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :
1) Masukan
yang diperlukan sistem (input)
2) Keluaran
yang dihasilkan (output)
3) Operasi-operasi
yang dilakukan (proses)
4) Sumber
data yang ditangani
5) Pengendalian
(kontrol)
Tahap analisis kebutuhan sistem
memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem dengan mendefinisikan apa
yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian menentukan
kriteria yang harus dipenuhi sistem. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi
adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas informasi yang dihasilkan,
efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau
reliabilitas (Mulyanto, 2009).
b. Desain Sistem
Analisis sistem (system
analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem (system
design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut.
Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional.
Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data
dan proses dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan
metodeinterface pemakai, struktur database serta
pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).
Desain sistem akan menghasilkan
paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya mencakup
tujuh bagian :
1)
Fitur menu
yang cepat dan mudah.
2)
Tampilan
input dan output.
3)
Laporan yang
mudah dicetak.
4)
Data dictionary yang
menyimpan informasi pada setiap field termasuk
panjang field, pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang
digunakan.
5)
Database dengan
format dan kunci record yang optimal.
6)
Menampilkan query
online secara tepat ke data yang tersimpan padadatabase.
7)
Struktur
yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai melakukan
pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.
c. Pengujian Sistem
Paket software prototipe
diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga
dapat diterima pemakainya (O'Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan
menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi
sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari
kesalahan (Mulyanto, 2009).
Menurut
Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :
1) Pengujian
unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem
yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.
2) Pengujian
modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.
3) Pengujian
sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.
4) Pengujian
sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara
subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan
fungsional dan non fungsional.
5) Pengujian
penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data
simulasi.
6) Dokumentasi
berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir
pembuatan program.
Pengujian
sistem informasi berbasis web dapat menggunakan teknik dan
metode pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian aplikasi web meliputi
pengujian tautan, pengujian browser, pengujian usabilitas,
pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar (Simarmata, 2009).
Penerimaan
pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan
mengukur kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran
kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan
dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user.
Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem,
diantaranya adalahTechnology Acceptance Model (TAM), End User Computing
(EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis dan Human
Organizational Technology (HOT) Fit Model.
Salah satu
model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda dan
tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End
User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap
aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan
penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000).
d. Implementasi
Setelah
prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap
dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru
dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional
serta interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.
Perancangan
sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan alat
perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan
diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram
relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data
dictionary).
a. Diagram Aliran Data
Diagram
aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat
dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah
proses. Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan
dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai. DFD terdiri
dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan
data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang
kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan
dikerjakan (Ladjamudin, 2005).
b. Diagram Arus Sistem
Diagram arus
sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan
untuk menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran
sistem informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran
program (Ladjamudin, 2005).
c. Diagram Relasi Entitas
Diagram
relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk
hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang
terintegrasi (Ladjamudin, 2005).
d. Kamus Data
Kamus data
adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database (Ladjamudin,
2005).
Sumber : http://abhique.blogspot.com
No comments:
Post a Comment